Saling Menghargai

  • Post category:Renungan
  • Post published:October 15, 2020
You are currently viewing Saling Menghargai
Pembacaan Alkitab Mikha 2:1,2

Disaat seseorang merasa memiliki kekuatan, terkadang muncul hasrat untuk menguasai dan bertindak sewenang-wenang. Mereka berbuat dan melakukan segala sesuatu sekehendak hati mereka tanpa merasa perlu menghargai hak sesamanya manusia. orang-orang seperti ini adalah manusia yang tidak dapat melihat dan merasakan keindahan dari sikap saling menghargai. Manusia yang menindas sesamanya adalah manusia yang egois dan sombong, mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri tanpa peduli dengan kepentingan orang lain. Sudah tentu, bahwa dalam hati orang-orang seperti ini tidak ada lagi kepeduliaan terhadap sesama, mereka hanya peduli dengan diri mereka sendiri dan kepentingan mereka saja. Akibat dari kesewenang-wenangan adalah penderitaan orang-orang yang diperlakukan demikian. Tidak jarang mereka mengeluh dan menangis sebab ketidakadilan yang mereka dapatkan. Dalam pikiran mereka adalah bahwa mereka manusia sama seperti manusia lainnya, namun mengapa mereka diperlakukan seperti tidak memiliki harga sebagai manusia. mereka ditindas dan diperlakukan secara tidak adil.

Tuhan tidak menghendaki ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, itulah sebabnya FirmanNya dalam perikop ini mengutuk dengan keras perlakuan sewenang-wenang manusia terhadap sesamanya manusia. di mata Allah kesewenang-wenangan adalah suatu dosa yang berakibat fatal, Allah tidak mentolerir sikap egois dan angkuh ini. sebab Allah menghendaki agar manusia dapat saling menghargai dan saling membantu sesamanya dan menaruh kasih terhadap sesamanya apalagi mereka yang digolongkan orang-orang perlu ditolong sebagaimana Firman Tuhan Dalam Amsal 19:17 yang berbunyi “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN yang akan membalas perbuatannya itu”. Dihadapan Allah, perampasan hak orang lain adalah kekejian dan kejahatan, karenanya Allah memberikan hukum agar manusia tidak hanya harus mengasihi Allah namun juga harus mengasihi sesamanya manusia sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri.

Dunia ini dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan terhadap kaum lemah, situasi ini adalah satu fakta yang terjadi. Lalu, apakah yang harus kita lakukan? Gereja harus menjadi tempat dimana setiap orang harus diperlakukan sejajar dan setara dihadapan Allah. dalam persekutuan Gereja tidak boleh ada kesewenang-wenangan. Sebagai umat Allah, orang-orang menyebut diri Kristen harus memperlakukan sesamanya manusia dengan sikap saling menghargai. Meskipun terkadang Gereja dan orang kristen juga mengalami penindasan dan ketidakadilan namun bukan berarti hal tersebut menjadi sesuatu yang mendorong Gereja melalukan hal yang sama manakala Gereja memiliki memiliki kekuatan. Dalam hal ini kekuatan yang dimiliki Gereja haruslah digunakan untuk kebaikan sesama manusia tanpa memandang suku dan keyakinan. Gereja harus menjadi pelopor dalam menegakkan keadilan dan memperlakukan manusia berharga sebagaimana Allah mengasihi manusia. Tuhan Yesus telah memberi teladan bagaimana menghargai sesama manusia, Ia begitu peduli dengan mereka yang lemah dan membutuhkan pertolongan. Dan Ia pun dengan keras melawan ketidakadilan yang terjadi. Tuhan Yesus menunjukkan bagaimana seharusnya manusia diperlakukan sebagai manusia, ia begitu peduli dengan mereka yang mengalami ketidakadilan. Bahkan dengan kasihNya Ia sendiri telah menyelamatkan kita orang-orang berdosa dengan kematianNya di atas kayu salib. Tindakan Tuhan Yesus ini menunjukkan bagaimana Ia begitu mengasihi dan peduli terhadap kita orang-orang berdosa. Oleh sebab itu marilah kita saling menghargai, dalam arti kita menjauhkan diri kita dari sikap tidak adil dan sewenang-wenang. Bahkan seharusnyalah kita menyuarakan dengan lantang tentang ketidakadilan yang terjadi. Amin

Leave a Reply