Belajar Bijak

  • Post category:Renungan
  • Post published:March 6, 2023
You are currently viewing Belajar Bijak

PA : Amsal 19:20

Orang Kristen harus jadi orang bijak, menjadi bijak bukanlah suatu kondisi yang terjadi begitu saja atau terjadi dengan cara-cara supranatural. Pribadi bijak adalah hasil dari proses kehidupan dengan berbagai pengalaman yang dilalui dan dialamai. Oleh sebab itu menjadi bijak adalah hasil dari sebuah proses pembelajaran dalam sekolah kehidupan. Belajar bijak bukan berarti sok bijak, sok suci, kita perlu bijak dan dimana-mana kita perlu orang yang bijak. Di rumah kita perlu ibu yang bijak, suami yang bijak, anak-anak yang bijak, orang tua yang bijak, pegawai yang bijak, pimpinan yang bijak, pelayan gereja yang bijak, intinya kita harus jadi orang bijak.

Belajar bijak menilai orang. Jangan terburu-buru memberikan penilaian terhadap seseorang, don’t judge a book by cover, mungkin itulah kalimatnya. Jangan sampai kita salah menilai seseorang karena tampilan luarnya, karena belum tentu yang luaran menunjukkan kualitas hidup sesungguhnya.

Belajar bijak menghadapi menantu atau mertua. Sebetulnya menantu sayang kepada mertua, apalagi mertua tentu sayang kepada menantu, Tetapi mengapa sering ribut mulut? Menurut Amsal itu gara-gara “mulut licin”, Tertulis, “… mulut licin mendatangkan kehancuran” (Ams. 26:28). Apa solusi mengatasi mulut licin?

Belajar bijak saat usia bertambah. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Jadi apa? Bukan jadi bawel, tapi jadi bijak. Tertulis, “Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut usianya” (Ayb. 12:12).

Belajar bijak pilih pacar supaya nanti setelah menikah jadi teman yang saling tolong dan topang, bukan jadi musuh yang saling benci. Runyam deh, jika tinggal serumah dengan musuh, apalagi tidur seranjang dengan musuh.

Belajar bijak pilih makanan yang rendah garam, rendah gula, dan rendah lemak. Ngapain nimbun garam, gula, dan minyak? Itu bukan tugas kita, itu tugas Bulog.

Belajar bijak hidup rukun dengan tetangga. Tetangga di seberang atau sebelah rumah lebih bisa saling tolong daripada saudara kandung yang jauh.

Belajar bijak punya HP, Ingatlah siapa yang mempunyai dan siapa yang dipunyai. Kitalah yang mempunyai HP, bukan sebaliknya kita yang dipunyai HP.

Belajar bijak menggunakan lidah. Lidah lebih tajam daripada pisau. Kalau kita melukai seseorang dengan pisau, lukanya bisa sembuh dalam beberapa minggu. Akan tetapi, jika kita melukai dia dengan lidah seumur hidup dia akan sakit hati.

Belajar bijak saat medengar khotbah yang gak kelar-kelar alias panjang banget. Jangan omelin pendeta itu, sebab khotbah yang panjang adalah pertanda baik. Lho, pertanda apa? Itu pertanda kiamat masih jauuuh! Belajar bijak untuk langsung minta maaf meskipun ia hanyalah anak, bawahan, atau pesuruh. Meminta maaf menghasilkan manfaat ganda, yaitu meredakan kejengkelan pihak sana dan meredakan rasa salah diri pihak kita.

Leave a Reply