Melupakan Apa Yang Dibelakang

  • Post category:Renungan
  • Post published:March 27, 2023
You are currently viewing Melupakan Apa Yang Dibelakang

PA Filipi 3:13,14

Manusia pada umumnya hendak melupakan masalalu, karena hal hal buruk yang terjadi di masa lampau. Melupakan mungkin saja bukanlah hal mudah untuk dilakukan, apalagi jika sesuatu hal yang hendak dilupakan adalah perkara yang telah mengikat dan meresap dalam hidup, dalam arti sesuatu yang hendak dilupakan adalah suatu hal yang telah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Didalam pilihan untuk melupakan ada perjuangan untuk merelakan, dan untuk merelakan dibutuhkan kekuatan karena semakin seseorang terikat dengan sesuatu semakin sulit ia melupakan atau merelakan hal tersebut. Apalagi jika hal hal tersebut membawa kenyamanan dan kebahagiaan. Melupakan hal yang buruk mungkin tidak mudah akan melupakan hal hal yang indah itu jauh lebih sulit.

Dalam perjalanan kehidupannya, Rasul Paulus merasakan pahitnya kenyataan saat Ia harus meninggalkan hidup lamanya dan hidup baru didalam Kristus. Dari seorang muda yang disegani dalam lingkungan Yahudi sebab prestasi dan kecerdasannya menjadi seorang yang harus menderita sebab imannya kepada Kristus Yesus Tuhan. Namun yang menarik dari Paulus adalah ia tidak melihat bahwa segala kemegahan masa lalu, prestasi keyahudiannya dan kesenangan di waktu lampau sebelum menjadi pengikut Kristus merupakan hal yang membuat ia berpaling dari kasih Yesus Kristus. Bahkan ia melihat semua itu selayaknya sampah yang tidak berguna. Rupanya Paulus telah melewati masa masa kritis dalam perjuangannya melepas semua kesenangan masa lalu. Seseorang yang mampu dan dapat bertindak seperti Paulus adalah seseorang yang telah menemukan tujuan hidup sebenarnya, ia tidak akan melihat prestasi, capaian dan kemegahan duniawi sebagai tujuan hidup. Lebih dari semua itu seseorang yang telah menemukan panggilan Kristus dalam kehidupannya akan melihat semua diluar kasih Kristus adalah sampah tak berguna.

Di dalam kasih Kristus melupakan masa lalu bukan hanya mengatasi trauma karena kejadian kejadian yang menyakitkan yang telah dan pernah di alami, melainkan juga bersedia dan berjuang melepaskan semua kesenangan kesenangan duniawi yang tidak memuliakan Allah. Dimasa lalu kita mungkin saja pernah melakukan kesalahan namun saat mana kita bersama Kristus kita hidup untuk masa depan dalam kebijaksanaan. Dimasa lampau kita mungkin telah disakiti, dikhianati, dikecewakan namun tatkala Kristus bersama dengan kita maka mari menjalani masa depan dengan pengampunan. Diwaktu yang lalu kita terikat dengan cara cara hidup duniawi menikmati kesenangan duniawi yang jauh dari kehendak Tuhan, dimasa depan bersama dengan Kristus kita menanggalkan semuanya, membuang semua tabiat dosa dan mulai hidup dalam kasih karunia Allah. Masa lalu adalah bagian dari diri kita namun kita tidak pernah hidup untuk masa lalu, kita harus hidup untuk masa depan. Dan masa depan kita adalah pengharapan di dalam Tuhan, sukacita di dalam Tuhan dan bahagia di dalam Tuhan. Amin

Leave a Reply