Nilai Kemerdekaan

  • Post category:Renungan
  • Post published:August 17, 2020
You are currently viewing Nilai Kemerdekaan
Pembacaan Alkitab Roma 6:18

Hari ini, tanggal 17 Agustus 2020, kita memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang 75 tahun. Sedikit berbeda dengan perayaan-perayaan HUT Kemerdekaan di tahun-tahun sebelumnya, peringatan HUT RI di tahun ini dibarengi dengan mewabahnya pandemi covid-19 yang tidak hanya melanda Negara kita namun juga seluruh dunia. keadaan ini mengharuskan kita untuk merayakan HUT RI yang ke 75 secara sederhana, tanpa ada keramaian seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dalam pidatonya pada sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Dalam rangka hut ke-75 proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Presiden Joko Widodo mengatakan: “Krisis memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan lompatan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Mari kita pecahkan masalah fundamental yang kita hadapi. Kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan. Kita harus bajak momentum krisis ini. Kita harus serentak dan serempak memanfaatkan momentum ini. Menjadikan Indonesia setara dengan negara-negara maju. Menjadikan Indonesia maju yang kita cita- citakan.”

Hal ini berarti kita tidak boleh lengah, kita harus siap dan bersedia bersama seluruh elemen bangsa bersatu padu tidak hanya berjuang bersama mengatasi pandemic covid-19 namun juga bergandengan tangan untuk saling membantu mewujudkan Indonesia maju. Perjuangan bangsa ini melewati masa Krisis akan memberi nilai pada kemerdekaan yang kita rayakan di tahun ini, yakni nilai ketabahan, keuletan, kebijaksanaan dan keteguhan.

Kepada jemaat di Roma Paulus pun mengingatkan mereka tentang nilai kemerdekaan kristen, ia menulis; “kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran”. Dua hal penting yang dikemukakan oleh rasul Paulus dalam bagian ini, yaitu “kemerdekaan dari dosa” dan “menjadi hamba kebenaran”. Kedua hal ini menjadi sangat penting sebab kedua hal ini saling terkait satu dengan yang lain yang berarti menjadi hamba kebenaran adalah konsekuensi dimerdekakan dari dosa. Kemerdekaan dari dosa adalah karya Allah didalam Yesus Kristus Tuhan, tidak ada upaya manusia yang mampu melepaskan dirinya dari jerat dosa yang membinasakan sebab itulah Allah bertindak dan mengutus AnakNya agar setiap orang yang percaya kepadaNya memperoleh keselamatan. Kemerdekaan dari dosa menempatkan seseorang pada satu kondisi yang benar-benar baru, yaitu keadaan dimana ia tidak lagi dibawah ancaman maut karena dosa melainkan ada didalam kasih karunia Allah yang membenarkan manusia yang berdosa.

Sebagai warga Gereja, kita patut menyadari nilai-nilai kemerdekaan Kristen. Kita dipanggil untuk menjadi garam dan terang agar kita menyatakan kasih karunia Allah bagi dunia khususnya bagi bangsa dan negara ini. Sebab itu tugas untuk menjadi hamba kebenaran harus dipahami sebagai tanggungjawab kita untuk hidup berkenan dihadapan Tuhan, yakni kehidupan yang berdampak bagi orang-orang sekitar kita bahkan bagi bangsa dan negara ini dimana saat Indonesia memanggil kita untuk berjuang bersama melewati krisis yang sedang kita hadapi. Jadikanlah krisis ini sebuah momentum untuk menyatakan diri sebagai hamba kebenaran, yang oleh karena kita nama Allah dipermuliakan. Amin

Leave a Reply