Garam Yang Hambar

  • Post category:Renungan
  • Post published:June 7, 2023
You are currently viewing Garam Yang Hambar

Markus 9 : 50

Garam bukan lagi garam jika ia tidak lagi memiliki rasa asin, karena hakekatnya garam disebut garam jika ia memiliki rasa asin. Dengan demikian rasa asin adalah bagian yang tidak mungkin dapat dipisahkan dari garam. Garam dapat berbentuk apa saja dan dapat juga berasal dari mana saja namun fungsi garam tidak ditentukan oleh bentuk maupun asalnya, garam diperlukan sebagaimana ia hadir sebagai garam.

Ibarat garam demikianlah manusia Kristen yang digambarkan oleh Tuhan Yesus. Tidak mungkin setiap orang yang mendengar perumpamaan ini tidak memahami fungsi atau untuk apa garam digunakan. Garam adalah sebuah gambaran yang tepat jika manusia itu diciptakan untuk hadir memberi manfaat. Seperti garam yang memberi begitu banyak manfaat demikianlah seseorang yang menyadari kemanusiaannya. Manusia akan disebut manusia jika ia menyadari akan kemanusiaannya. Kemanusiaan seorang manusia adalah ketika ia hidup sebagai seorang manusia yang dapat menunjukkan hidup berdasarkan akal dan rasa.

Manusia bertindak tidak hanya berdasarkan naluri ataupun rasa, manusia dilengkapi dengan akalnya agar dengan akal tersebut manusia dapat menimbang dan memahami sehingga ia menilai dan bertindak. Namun bukan berarti rasa itu tidak penting, sebaliknya rasa itu juga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari manusia sebagai makhluk hidup. Oleh sebab itu sebaiknya rasa dan akal selalu ditempatkan pada tempat yang seharusnya. Manusia harus tahu kapan ia menggunakan rasa dan kapan juga ia menggunakan akal.

Garam yang menjadi hambar, sebuah gambaran hidup yang tidak berguna dan kehilangan nilai diri. Nilai diri seseorang sangat ditentukan bagaimana ia melihat nilai hidupnya. Jika ia memberi nilai hidupnya pada harta maka harta adalah tujuan hidupnya, jika jabatan, maka jabatan adalah tujuan hidupnya, jika ketenaran maka ketenaran adalah tujuan hidupnya. Setiap orang punya hak untuk menentukan tujuan ataupun nilai hidupnya. Namun adalah lebih baik jika nilai hidup sedapat mungkin bermanfaat untuk sesama dan lingkungan. Demikianlah kita seharusnya menjalani hidup ini sebagai orang percaya yakni hidup untuk kemuliaan Kristus. Amin

Leave a Reply