Ibadah Yang Berkenan

  • Post category:Renungan
  • Post published:October 1, 2020
You are currently viewing Ibadah Yang Berkenan
Pembacaan Alkitab Matius 25:35,36

Alasan kita beribadah adalah untuk memuliakan Tuhan, sehingga setiap kali kita beribadah tujuan kita adalah untuk menyenangkan hati Tuhan dan mengagungkan setiap perbuatanNya. Seringkali sebagian orang Kristen tidak memahami inti dari ibadah yang sesungguhnya, akibatnya mereka terjebak pada sikap dan situasi yang sifatnya seremonial saja. Makna ibadah harus benar-benar dipahami oleh setiap orang Kristen. Hal ini menjadi sangat penting, sebab dengan memahami secara benar apa arti ibadah yang sesungguhnya maka kita tidak akan salah dan keliru melakukan penyembahan bagi Tuhan.

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa “Allah adalah Roh dan barangsiapa yang menyembahNya harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran”. Ibadah adalah penyembahan kita, sebab itu Tuhan Yesus menekankan suatu keadaan dimana penyembahan itu harus berlangsung dalam kehendak Allah sendiri. Dari pernyataan Tuhan Yesus kita tahu, bahwa Allah menghendaki agar kita jangan terjebak pada situasi fisik dalam ibadah. Artinya jangan kita fokus kepada tempat ataupun waktu dalam ibadah, melainkan fokus bagaimana hidup kita dalam Roh senantiasa mempersembahkan penyembahan kita kepada Allah. Hal ini berarti penyembahan kita kepada Allah tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.

Rasul Paulus berkata dalam suratnya kepada jemaat di Roma “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahanyang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Ibadah yang sejati adalah ibadah yang berkenan kepada Allah, itulah yang dikehendaki Allah bagi kita. Mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang kudus berarti mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang berkenan kepada Allah untuk menjadi ibadah yang berkenan kepada Allah.

Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maksudnya adalah apa yang kita lakukan harus menjadi sesuatu hal  yang menyenangkan hati Allah. Melalui ibadah kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi sesama itu adalah hal yang dihendaki Allah. Allah menginginkan kita membantu dan menolong sesama, sebagaimana Kristus yang telah dengan memberi hidupNya bagi kita orang-orang berdosa. Kristus Tuhan adalah teladan kita bagaimana hidup berkenan kepada Allah. Tentu dalam membantu dan menolong sesama kita perlu berkorban, sebab itu adalah akibat dari pilihan kita untuk membantu dan menolong orang lain. Namun harus diingat bahwa dalam perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan haruslah didasari dengan kasih yang tulus bukan sekadar modus. Sehingga setiap perbuatan baik kita menjadi persembahan yang berbau harum dan menyenangkan hati Tuhan.

Ibadah yang berkenan kepada Allah adalah sikap kita yang senantiasa menunjukkan kebaikan kepada sesama. Dalam Injil Matius pasal 25 ayat 35 dan 36 Tuhan Yesus berkata “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Perbuatan baik kita mencerminkan bagaimana sikap kita terhadap Allah, penghormatan kita kepada Allah tidak boleh hanya keluar dari mulut dan sikap seremonial kita dalam jam-jam atau kegiatan rutin ibadah namun seluruh waktu hidup ini dan semua yang kita perbuat adalah untuk kemuliaan Allah saja. Amin

Leave a Reply