Jangan Gantikan Allah Dengan Berhala

  • Post category:Renungan
  • Post published:January 20, 2021
You are currently viewing Jangan Gantikan Allah Dengan Berhala
Pembacaan Alkitab Yeremia 7:30

Tidak pernah merasa puas seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Mengeluh dengan kondisi hidup dan menginginkan semua berjalan sesuai keinginan. Sehingga untuk mencapai semua keinginan, segala cara dihalalkan untuk merasa puas. Kehidupan orang Kristen pun demikian, tidak merasa puas akan tuntunan Tuhan. Menyebabkan mereka mencari allah lain untuk memenuhi keinginan hati mereka. Tanpa berfikir dan mencoba merenung kembali akan penyertaan Allah dalam hidup mereka, segala berkat dan pemeliharaan Allah bagi mereka. Kita secara pribadipun demikian, kadang dalam hidup ini kita lebih mengikuti apa yg menjadi keinginan kita dibanding dengan keinginan Allah. Sehingga kita lebih memilih bertindak dengan hati kita tanpa berfikir bahwa hanya Allah saja penuntun hidup kita. Ada dua alasan mengapa kita tidak boleh menggantikan Allah dengan berhala, yaitu :

1. Berhala jahat di mata Allah

            Kejahatan Yehuda telah menyakiti hati Allah. Meskipun demikian, Allah menyuruh Yeremia untuk memberitakan berita pertobatan dan hidup dalam kehendak Allah. Yehuda bukan bertobat tetapi melakukan dosa yang mejijikan di hadapan Allah. Mereka mempersembahkan korban kepada Baal dan pada hari sabat mereka datang ke Bait Suci dan berdiri di hadapan Allah sambil memuliakan Allah. Mereka menipu diri mereka sendiri dan menyangka dapat berlindung dalam kasih Allah, dan pada saat yang sama mereka merencanakan untuk meneruskan cara hidup penuh dosa.

            Hidup orang percaya adalah untuk menyenangkan hati Allah. Dalam berbagai aspek kehidupan orang percaya, Allah menginginkan umat-Nya tetap menaruh harap dan percaya saja pada kuasa Allah. Allah mengingikan umat-Nya tetap memuliakan Allah dalam situasi dan kondisi hidup bagaimanapun itu.

            Penyembahan berhala adalah dosa yang dilakukan oleh bangsaYehuda. Mereka hidup dalam penyembahan berhala dan mereka selalu menerima akibat dari perbuatan mereka. Bangsa Yehuda adalah sebagian dari suku Israel yang pecah. Setelah Israel pecah menjadi dua bagian, utara (kerajaan Israel, yang meninggalkan kesetiaannya terhadap takhta Daud) dan selatan (kerajaan Yehuda meliputi wilayah suku Yehuda dan Benyamin). Bukan hanya pada masa itu, bukan hanya pada masa bangsaYehuda, dizaman modern sekarang pun penyembahan berhala dilakukan. Banyak sekali orang kristen terjebak dalam berbagai-bagai bentuk penyembahan berhala, menyembuhkan sakit penyakit dan menyelesaikan persoalan mereka dengan berhala.

            Allah menginginkan kehidupan bangsa pilihan-Nya tetap berpaut pada-Nya, mereka hidup dalam ketetapan dan kehendak Allah. Allah menginginkan kehidupan orang percaya pun demikian, hidup dalam ketetapan Allah, berserah dan bergantung pada Allah bahkan Allah menginginkan setiap kita tetap memuliakan Allah dalam segla hal. Mejadikan Allah sebagai sentral hidup kita.

            Berhala dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti patung dewa atau sesuatu yang didewakan yang disembah dan dipuja. Menyembah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berati menghormati dengan mengangkat sembah, memuja, takluk. Menyembah berhala yang dilakukan bangsa Yehuda adalah bentuk menghormati serta takluk kepada patung yang didewakan oleh mereka. Patung yang dibuat oleh tangan mereka dan disembah dengan penuh rasa hormat.

            Keluaran 20:4 berkata “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.” Allah berfirman jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun, bahkan ditegaskan dalam ayat yang ke-5 jangan sujud menyembah atau beribadah kepadanya.

            Yehuda telah menyeleweng dari perintah Allah. Yehuda telah mengikuti cara hidup orang kafir. Mereka membuat patung dan menyembah patung buatan tangan mereka. Berhala jahat di mata Allah, oleh sebab melalui berhala umat Allah telah menduakan Allah. Melalui berhala umat telah meninggalkan praktek hidup yang benar, mereka meninggalkan iman percaya kepada Allah dan berpaling kepada berhala. Oleh karena berhala ketaatan dan kesetiaan umat kepada Allah memudar.

2. Berhala adalah kenajisan

            Yeremia sering disebut nabi peratap, ia adalah seorang yang lemah lembut tetapi juga ia tegas dan berani dalam memeberitakan Firman Allah. Meskipun ia ditolak tetapi ia setia dalam menjalankan tugasnya. Untuk menyadarkan bangsa yang telah hidup dengan praktek hidup bangsa kafir, Yeremia dengan penuh kesabaran menyampaikan Firman Tuhan sehingga bangsa yang hidup dalam dosa kembali menyucikan diri mereka dan menyembah Tuhan yang telah memelihara kehidupan mereka.

            Yeremia melihat kehidupan Yehuda telah jauh dari Tuhan dan hidup tidak setia kepada Tuhan.  Bangsa Yehuda telah hidup dengan berpaling kepada para Baal, mereka menajiskan diri mereka dengan menyebah Baal. Bahkan mereka mempersembahkan anak mereka untuk dijadikan korban bagi Baal (Yer. 7:31). Untuk menunjukkan penyembahan berhala yang dilakukan bangsa itu, Yeremia membandingkannya dengan ketidaksetiaan dalam perkawinan.  Yehuda diibaratkan seorang isteri yang tidak setia dan menajiskan perkawinan dengan menyembah Baal.

            Kata najis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kotor yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah, sedangkan kenajisan berarti kekotoran, kecemaran. Pada ayat 30 dijelaskan bahwa Yehuda telah menempatkan dewa-dewa di dalam rumah dan berseru memanggil Allah dan menajiskannya. Penyembahan mereka kepada Allah terhalang oleh karena mereka kotor di hadapan Allah.

            Dalam bahasa asli kata najis menggunakan istilah לְטַמְּאֽוֹ dari kataטָמֵא  (tamme) yang merupakan kata kerja Piel infinitif konstruk dengan akhiran ganti orang ke-3 maskulin tunggal. Sehingga diterjemahkan dinajiskan.  Yehuda menempatkan dewa-dewa dalam rumah Tuhan untuk dinajiskan. Terjemahan NIV (New International Version) menggunakan kata defiled yang berarti mengotori atau dikotori. Defiled berasal dari kata defile yang memiliki arti mengotorkan, merusakkan dan mencemarkan. Terjemahan NIV menjelaskan bahwa bangsa Yehuda telah menempatkan dewa-dewa dalam rumah yang atasnya nama Tuhan diserukan ini untuk mengotorinya, mencemarkannya.

            Sedangkan dalam terjemahan KJV (King James Version) menggunakan kata pollute yang memiliki arti mencemari, mengotorkan dan melacurkan. Terjemahan KJV menjelaskan bahwa bangsa Yehuda menempatkan dewa-dewa dalam rumah yang atasnya nama Tuhan diserukan ini untuk mencemarinya. Yehuda dengan setia mengotori, mencemarkan kehidupan mereka dengan melakukan penyembahan berhala. Mereka dengan sengaja mengotori nama Allah. Mereka berseru kepada Allah tetapi hanya untuk dinajiskan saja. Kehidupan Yehuda menjadi suatu cermin bagi kita sekarang ini, penyembahan berhala adalah kenajisan di hadapan Allah. penyemabahan berhala adalah hanya untuk mengotori kehidupan kita tetapi juga menajiskan nama Allah.

            Oleh sebab itu, sebagai orang yang mengaku percaya kepada Allah marilah kita hidup dengan tidak menggantikan Allah dengan berhala. Kita hidup dengan menjadikan Allah yang utama. Allah tidak dapat digantikan dengan berhala. Allah adalah mulia sehingga tidak dapat digantikan dengan yang cemar.  Allah tidak dapat digantikan dengan berhala oleh sebab, berhala jahat di mata Allah dan berhala adalah kenajisan.

            Jika kita ingin hidup kudus dihadapan Allah marilah kita tidak mencemari hidup kita dengan melakukan penyembahan berhala. Mungkin kita tidak melakukan penyembahan seperti bangsa Yehuda, tetapi jika kita menutup telinga kita dengan persekutuan-persekutuan, tidak melayani Allah dengan sungguh, lebih suka bekerja daripada beribadah, tidak pernah doa, dan mengutamakan hal-hal duniawi atau melakukan hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari Allah itu merupakan penyembahan berhala. Yehuda menerima penghukuman akibat perbuatan mereka. Mereka dibuang dan hidup sebagai orang-orang buangan. Bangsa yang dahulu ditakuti oleh bangsa lain kini ditindas. Orang yang menyembah dan tidak pernah menggantikan Allah dengan apapun akan menikmati pemeliharaan Allah.

Leave a Reply