Keseimbangan Hidup

  • Post category:Renungan
  • Post published:September 25, 2020
You are currently viewing Keseimbangan Hidup
Pembacaan Alkitab Lukas 10:38-42

Kisah tentang Maria dan Marta yang menjamu Tuhan Yesus dan murud-muridNya ini adalah kisah yang cukup di kenal di kalangan orang Kristen. Kisah ini sering di jadikan contoh untuk membandingkan antara kesibukan dan kehidupan doa, antara pelayan dan saat teduh atau juga memilih yang terbaik di antara pilihan yang ada. Hampir semua orang Kristen bahwa Maria lebih baik dari pada Marta, ini terbukti dari apa kata Tuhan Yesus di akhir kisah. Namun apakah demikian? Bagaimana posisi Marta dalam kisah ini? apa yang Tuhan Yesus ingin sampaikan melalui kisah ini?

Apa yang dilakukan oleh Marta itu tidak boleh di pandang sebelah mata. Ia yang pertama menyambut kedatangan Tuhan Yesus dan para muridNya (ay. 38). Dengan segera ia memberikan pelayanan keramatamahan yang merupakan kesalehan yang di junjung sangat tinggi oleh budaya orang Yahudi. Menyediakan air untuk mencuci kaki, minuman, makanan, dan segala yang di perlukan oleh tamu. Apalagi dengan jumlah tamu yang semakin banyak, akan menyita semakin banyak tenaga, waktu, dan perhatian tuan rumah untuk memberikan keramatamahan yang baik. Namun, usaha keramatamahan Marta membuat dirinya terjebak dalam ketergesa-gesaan dan kelelahan. Di tengah-tengah ketergesa-gesaannya ini, ia mulai mengajukan keberatan kepeda Tuhan Yesus yang membiarkan Maria tidak membantu. Namun, dengan lembut Tuhan Yesus mengundang Marta untuk datang kepadanya, karena Maria telah lebih dahulu mengambil bagian tersebut.

Tuhan Yesus tidak bermaksud merendahkan keramatamahan yang di berikan Marta. Justru Ia dan para murid membutuhkan semua itu dan mereka tentu sangat menghargainya. Namun, Marta jatuh dalam keadaan yang tidak sehat, yaitu terjebak dalam keramatamahan begitu rupa sehingga melupakan inti dari keramatamahan itu sendiri, yakni menikmati kehadiran tamu.

Tuhan Yesus mengajarkan keseimbangan hidup antara kehidupan jasmani dan kehidupan rohani. Hal ini tercermin dari perikop sebelum dan sesudah kisah ini. kisah orang Samaria yang baik hati (10:25-37) dan ilustrasi doa (11:5-8) menggambarkan kehidupan pelayanan keramatamahan yang diajarkan Tuhan Yesus. Namun menarik, di tengah-tengah kedua kisah ini, Tuhan Yesus mengajarkan kehidupan rohani (10:38-11:4), mendengarkan firman dan berdoa, yang menjadi pusat keseluruhan hidup kita.

Dalam kita menjalani hidup di zaman modern yang penuh dengan tantangan dan serba cepat terkadang membuat kita terjebak dalam ketergesa-gesaan dan kelelahan. Ini adalah hal yang tidak dapat kita hindari. Dan dengan demikian, hal tersebut akan mengakibatkan dampak bagi diri kita sendiri, keluarga, dan bahkan orang lain yang ada di sekitar kita. Jangan kita terlalu terfokus dengan keadaaan zaman sekarang, terfokus dengan apa yang menjadi pekerjaan kita dan lain sebagainya, yang itu akan dapat membuat hidup kita melupakan kehidupan rohani kita. Namun, apapun yang keadaan di zaman sekarang dan apapun yang menjadi bentuk pekerjaan kita. Tetaplah untuk berkarya selagi masih ada waktu untuk berkarya, tetapi jangan kita melupakan hal terpenting dalam hidup ini, yaitu selalu ada waktu persekutuan dengan Tuhan. Dengan datang kepada Tuhan, berdiam diri, membaca Alkitab dan Berdoa. Amin

Leave a Reply