Lagu “Batu Karang Yang Teguh”

  • Post category:Renungan
  • Post published:August 28, 2024
You are currently viewing Lagu “Batu Karang Yang Teguh”

Efesus 2:8,9

Adalah Augustus Toplady seorang Pendeta di desa balgdon yang hidup diantara tahun 1740 – 1778. Beliau mengarang satu nyanyian yang dipakai dan dinyanyikan seluruh Gereja di seluruh dunia pada masanya dan bahkan sampai pada masa ini. nyanyian tersebut berjudul “Batu Karang Yang Teguh”.

Lagu batu karang yang teguh memiliki pokok pikiran tentang “dosa manusia dan anugerah Allah” yang diilustrasikan  dengan Tuhan Yesus sebagai batu karang tempat kita berpegang.

Batu Karang yang teguh

Kau tempatku berteduh.

Karna dosaku berat dan kuasanya menyesak,

Oh bersihkan diriku

Oleh darah lambungMu

Lirik lagu diatas mengungkapkan persoalan teologis iman Kristen. Yakni bagaimana hubungan antara anugerah Allah dan usaha manusia. Dalam lirik lagu ini Anugerah Allah digambarkan sebagai Batu karang tempat kita untuk berlindung manakala badai besar melanda.

Namun pada baitnya yang ketiga dalam lagu ini menggambarkan adanya usaha manusia, hal itu terlihat dari penggunaan kalimat “Tiada lain kupegang, hanya salib dan iman”.

Sering ada pemahaman bahwa anugerah Allah berarti Allah menganugerahkan atau memberikan keselamatan kepada manusia dan manusia tidak usah berbuat apa-apa lagi. Ada orang yang mengira bahwa motto reformasi Gereja “Sola Gratia, Sola Fide” (hanya oleh anugerah, hanya oleh iman) berarti manusia tidak perlu berpartisipasi dalam keselamatan yang Allah kerjakan.

Padahal motto tersebut, oleh para reformator dimaknai bahwa keselamatan itu hanya semata-mata pemberian dari Allah, keselamatan itu bukan usaha manusia ataupun prestasi manusia. Penggambaran tentang “Batu Karang Yang Teguh” oleh Toplady memberi gambaran secara proposional mengenai persoalan ini.

batu karang itu bukan hasil atau karya manusia, melainkan pemberian Allah supaya manusia dapat selamat dari badai topan.

Namun bagaimanapun batu karang itu, kita tidak akan mendapatkan manfaat darinya apabila kita tidak datang untuk berpaling, berlindung dan berpegang erat-erat padanya saat badai itu datang.

Leave a Reply