Melatih Penguasaan Diri

  • Post category:Renungan
  • Post published:October 31, 2020
You are currently viewing Melatih Penguasaan Diri
Pembacaan Alkitab Galatia 5:23

Mengapa penguasaan diri itu penting dalam kehidupan kekristenan kita? atau haruskah kita menguasai diri kita? apakah dengan menguasai diri berarti kita telah melakukan kehendak Allah? Atau untuk apa kita harus menguasai diri? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi sangat penting untuk kita, sebab dengan pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat mengetahui mengapa Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menguasai diri. Mungkin saja sekilas mudah untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan ini. Namun apakah benar demikian? Apabila jawaban setiap pertanyaan ini tidak sukar untuk dijawab, lalu mengapakah kita tidak memahami apa arti dari menguasai diri yang sesungguhnya. Maksudnya adalah apabila kita memahami apa makna dari penguasaan diri tentu kita akan dapat menunjukkan seperti apa penguasaan diri itu.

Salah satu tantangan kekristenan kita adalah bagaimana kehidupan kekristenan kita menjadi suatu kehidupan yang menghasilkan buah Roh. Rasul Paulus menjelaskan kepada jemaat di Galatia, bahwa buah Roh bertentangan dengan keinginan daging. Hal ini dengan jelas menunjukkan suatu perbedaan dalam hidup seseorang yang percaya dan yang telah menyerahkan kehidupannya kepada Kristus dengan mereka yang belum mengenal Kristus Yesus. Bagi Rasul Paulus buah Roh adalah bukti bahwa seseorang telah menjadi milik Kristus dan Kristus hidup di dalam diri orang tersebut. Menghasilkan buah Roh adalah proses kehidupan seorang yang telah percaya, sebab dengan menghasilkan buah Roh setiap orang percaya di arahkan pada suatu kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Buah Roh menjadi satu tanda yang jelas dalam diri seseorang yang telah percaya, dimana kehidupannya adalah satu kehidupan yang benar-benar menuruti kehendak Allah Bapa di Sorga. Tidak hanya itu, buah Roh dapat menjadi satu jalan bagi setiap orang percaya agar kehidupannya menjadi berkat bagi sesama. Ini berarti kehidupan yang baik dari seseorang yang menyebut diri Kristen lahir dari bagaimana ia melatih diri untuk dapat menghasilkan buah Roh dalam kehidupannya.

Dari Sembilan buah Roh yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, salah satunya adalah penguasaan diri. Penguasaan diri menjadi sangat penting dalam kehidupan orang percaya, sebab dengan menguasai diri sebenarnya kita sedang berupaya untuk menjadikan diri kita selaras dengan kehendak Allah Bapa kita.

Penguasaan diri, adalah kehendak Allah. Sebab itu kita harus dapat menguasai diri kita, maksudnya adalah kita berusaha sekuat tenaga dan jiwa kita agar kedagingan jangan menguasai kita. sebab apabila kita dikuasai kedagingan banyak hal yang bertentangan dengan kehendak Allah akan menguasai kita sehingga kehidupan kita menjadi kacau dan tidak terarah pada jalan yang dikehendaki Tuhan, dengan lain kata bahwa setiap orang yang dikuasai kedagingan akan hidup tidak memuliakan Bapa di sorga. Inilah sebabnya untuk menguasai diri diperlukan komitmen dan ketangguhan prinsip, karena dengan demikian kita akan mampu bertahan saat kedagingan itu berusaha menyeruak keluar dan memperlihatkan dirinya.

Penguasaan diri dapat menjadi perisai bagi kita saat keinginan daging hendak menguasai kita, ibarat banteng yang kokoh penguasaan diri dapat menahan berbagai serangan keinginan daging yang hendak menghancurkan kehidupan rohani kita. sebab itu, penting sekali bagi kita untuk melatih penguasaan diri. Memang tidaklah mudah untuk menguasai diri kita. namun penguasaan diri harus tetap kita lakukan dan kita tunjukkan. Menguasai diri berarti menundukkan diri kita sepenuhnya pada kuasa Roh Allah, sehingga kita tidak lagi menjadikan diri kita sebagai tuan melainkan menjadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai penguasa satu-satunya dalam kehidupan kita. Dengan menguasai diri, kita mengarahkan kehidupan kita pada cahaya yang telah Tuhan sediakan bagi orang-orang percaya, yakni cahaya kebaikan hidup yang dapat menjadi tuntunan yang sempurna baik bagi kita maupun bagi orang-orang di sekitar kita. Kuasailah diri kita, manakala kita kecewa, sakit hati, marah, sedih dan sebagainya. Menginjinkan semua hal keliru mengusai diri kita sama saja meruntuhkan kehidupan kita. latihlah penguasaan diri kita dengan terus berserah kepada Tuhan pemilik kehidupan kita, jadikan diri kita ini sebagai cerminan tentang bagaimana penguasaan diri itu ada dalam diri seorang percaya kepada kristus. Amin

Leave a Reply