Pelajaran Hidup dari Perwira di Kapernaum

  • Post category:Renungan
  • Post published:March 17, 2023
You are currently viewing Pelajaran Hidup dari Perwira di Kapernaum

PA Matius 8 : 5-13

Alkitab memang tidak memberikan keterangan mengenai siapa nama perwira yang memohon kepada Tuhan Yesus untuk kesembuhan hambanya. Namun meskipun Alkitab tidak memberikan keterangan nama perwira tersebut, Alkitab memberikan gambaran mengenai kebaikan hati si perwira, beberapa kebaikan hidup yang dimiliki oleh perwira itu menurut catatan Alkitab.

1. Ia adalah seorang menghargai bawahannya. Dalam konteks ini perwira ini sangat menghargai hambanya. Mungkin saja apa yang dilakukan atau ditunjukan oleh perwira ini berbeda dengan lazimnya seorang tuan pada masanya. Seorang tuan yang memiliki hamba tentu bebas bertindak dan berbuat apa saja terhadap hambanya termasuk mengabaikannya saat sakit. Namun perwira ini sepertinya tidaklah demikian, ia seorang yang peduli dan perhatian terhadap hambanya (Luk. 7:2).

2. Ia adalah seorang yang murah hati, sikap murah hati perwira ini terlihat melalui keterangan para tua tua Yahudi yang mengatakan kepada Tuhan Yesus bahwa perwira ini adalah seorang yang mengasihi orang Yahudi dan membantu orang orang Yahudi di kapernaum membangun tempat ibadah mereka. Informasi ini menunjukkan meskipun Perwira ini bukan orang Yahudi namun ia menunjukkan kemurahan hatinya terhadap orang Yahudi. Perbedaan suku dan budaya serta agama tidak menjadi pembatas dan penghalang bagi si perwira  untuk menunjukkan kasihnya bagi orang Yahudi, hal ini sesungguhnya membuktikan bahwa kasih dan perbuatan baik dapat meruntuhkan tembok perbedaan.

3. Ia adalah seorang yang rendah hati, seringkali kecenderungan untuk menjadi arogan, sombong dan angkuh saat seseorang berada dalam posisi tinggi dan penting dalam suatu jabatan. Namun hal ini sepertinya tidak terlihat dalam cara pikir dan sikap perwira ini. Ucapannya yang merendah di hadapan Tuhan Yesus menguatkan sikap rendah hatinya. Kerendahan hati yang bersumber dari hati tulus dan tidak dibuat buat adalah modal bagi seseorang untuk mendapatkan penghargaan dihadapan Manusia, demikianlah perwira ini, ia bukan hanya mendapatkan penghargaan dari manusia bahkan Allah pun menghargai sikap rendah hatinya.

4. Ia adalah seorang bijak, semua hal di atas tadi memberikan kesimpulan bagi kita bahwa perwira ini adalah seorang yang bijak, ia bijak dalam menghargai orang, ia bijak dalam bermurah hati, ia pun bijak dalam kerendahan hati. Seorang pimpinan memang sudah seharusnya bijak. Bijak memampukan seseorang bertindak atau bersikap tulus dihadapan sesama manusia. Dari perwira di kapernaum ini kita bisa memetik pelajaran hidup yang berkualitas. Hidup yang menghargai orang lain tanpa melihat status atau pendidikan seseorang. Hidup yang bermurah hati dalam kasih. Hidup dalam sikap yang rendah hati. Hidup dengan bijak. Amin

Leave a Reply