Pengharapan Orang Percaya

  • Post category:Renungan
  • Post published:August 3, 2020
You are currently viewing Pengharapan Orang Percaya
Pembacaan Alkitab Ezra 2:1-2a

Sebagai bentuk pendisiplinan, Tuhan mengijinkan umat Israel hidup sebagai orang-orang buangan. Di negeri yang tidak pernah mereka kenal dan bahkan mereka tidak pernah membayangkan bahwa kehidupan mereka harus ada dibawa tekanan bangsa Babel. Meskipun para nabi-nabi telah menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel agar mereka bertobat namun mereka tetap memilih untuk memberontak, mereka tidak setia dan tidak hidup takut akan Tuhan.

Akibatnya bangsa Israel harus menerima hukuman dan ganjaran, namun harus diingat bahwa hukuman ini bukan untuk membinasakan atau suatu bentuk kebencian tanpa alasan yang ditunjukkan Tuhan terhadap bangsa Israel namun sebaliknya penghukuman ini merupakan bentuk atau cara lain bagaimana Allah mengasihi umatNya. Bangsa Israel telah hidup dengan ketidaktaatan dan karenanya Tuhan harus memberi teguran bahkan hajaran, seperti Firman Tuhan berkata “barangsiapa Ku kasihi, dia Ku tegur dan Ku hajar (Wahyu 3:19). Demikianlah gambaran kasih Allah terhadap orang Israel, seperti seorang Ayah yang menghendaki anaknya menjadi pribadi yang baik demikian juga dengan Allah yang memberi teguran dan hukuman untuk kebaikan umatNya. 

Kisah pemulangan bangsa Israel dari tanah pembuangan di Babel adalah salah satu peristiwa besar yang dicatat oleh Alkitab. Sebab pemulangan bangsa Israel adalah satu penggenapan dari Firman Allah melalui nabi Yeremia. Allah menunjukkan bahwa Ia menggenapi janjiNya atas umat Israel yang menerima penghukuman karena ketidaktaatan dan penyelewengan mereka dari ketetapan dan peraturan Tuhan. Dengan kehendak Tuhan maka Koresh raja negeri Persia mengijinkan umat Israel kembali ke tanah Yehuda.

Melalui pembacaan Alkitab dalam kitab Ezra 2:1-2a ada dua hal yang dapat menjadi bahan perenungan kita, yakni:

  • Tuhan pemelihara umatNya

Dalam pembacaan kita disebutkan banyak sekali nama-nama orang-orang yang pulang dari negeri Babel, bahkan diantara mereka ada nama-nama yang memiliki kedudukan penting di Kerajaan Persia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bangsa Israel harus menerima kenyataan berat bahwa mereka dihukum dengan cara dibuang kenegeri asing namun Tuhan tetap memelihara mereka. Beberapa bukti bagaimana Tuhan memelihara bangsa Israel di negeri Babel misalnya Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego dan Ester yang menjadi ratu. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhanlah yang memelihara kita meskipun kita ada dalam situasi yang berat dan sulit, kita memilki pengharapan di dalam Tuhan, sebagaimana Firman Tuhan dalam Amsal 10:28 yang berkata “pengharapan orang benar akan menjadi sukacita. Selama kita mengandalkan Tuhan maka akan selalu ada kekuatan dalam hidup kita untuk terus bersyukur dan memuji Tuhan dalam kehidupan kita.

  • Masa Sulit pasti akan berlalu

Nebukadnezar adalah raja negeri Babel, yang tidak selama-lamanya memerintah, bahkan orang Israel pun tidak selama-lamanya tinggal dinegeri buangan. Ada waktunya mereka kembali. Ini berarti bahwa masa-masa sulit pun selalu akan ada waktunya berakhir. Yang perlu kita lakukan adalah terus bergerak maju dan terus berusaha untuk berjuang. Kita tidak boleh pesimis, kita harus jadi orang-orang yang optimis menjalani hidup kita, sebab kita punya pengharapan dan pengharapan kita tidak akan sia-sia.

Bagi kita orang percaya, Tuhan adalah pengharapan kita, kita memerlukan tuhan dalam kehidupan ini. Hanya Tuhanlah yang menjadi sandaran kita dan hanya kepada Tuhan kita berserah. Tuhan tidak akan meninggalkan kita dan Tuhan tidak akan membiarkan kita. kiranya Tuhan memberkati kita. Amin

Leave a Reply