Satu Di atas Dasar Yang Kokoh

  • Post category:Renungan
  • Post published:May 10, 2023
You are currently viewing Satu Di atas Dasar Yang Kokoh

PA 1 Kor. 3: 10,11

Apa jadinya jika sebuah bangunan pencakar langit dengan konstruksi puluhan lantai tidak berdiri di atas sebuah pondasi yang kokoh dan kuat. Kita dapat membayangkan bagaimana rapuhnya gedung tersebut ketika dihantam badai ataupun digoncang oleh gempa. Bangunan yang kokoh sangat ditentukan oleh kuatnya pondasi, apalah arti dari sebuah bentuk yang menawan dari sebuah gedung atau bangunan tanpa ditunjang oleh dasar yang kokoh dan kuat. Demikianlah yang digambarkan oleh rasul Paulus tatkala ia berusaha menjelaskan kepada jemaat di korintus tentang makna sebuah keutuhan atau persatuan Kristen. Persekutuan Kristen diibaratkan sebuah bangunan yang terus menerus dibentuk dan dibangun. Dalam proses pembangunan itu banyak pekerja yang dilibatkan dalam hal ini para rasul dan penilik jemaat adalah para pekerjanya. Tentu saja ada sebuah harapan bahwa bangunan kekristenan yang sementara dibangun tersebut akan berjalan dengan tanpa hambatan namun rupanya rintangan dalam pembangunan tersebut mulai terlihat ketika para pengikut mulai mempertentangkan dan membandingkan keunggulan dari masing masing pemimpin mereka. Situasi ini tentu akan sangat merugikan jemaat, sebab dengan adanya perselisihan akan mempengaruhi proses pembangunan kekristenan.

Itulah mengapa Paulus harus mengingatkan mereka tentang dasar bangunan kristen itu. Tidak lain bangunan Kristen itu pasti dibangun pada dasar yang benar yakni Kristus itu sendiri. Dasar yang benar itu menjadi dasar yang kuat dan kokoh dan oleh sebab itu siapapun yang membangun di atas dasar itu harus menyadari pentingnya dasar tersebut. Dasar iman Kristen bukan hanya memperjelas status iman namun juga memperkokoh bangunan iman Kristen. Bangunan Iman Kristen yang didasari pada Kristus akan mengikat siapapun yang didirikan di atasnya. Sebab itu sudah seharusnya dalam bangunan iman Kristen tidak boleh ada pertikaian ataupun perselisihan sebaliknya dalam bangunan tersebut harus ada kesehatian yang dimotivasi oleh kasih yang sungguh kepada sesama.

Tuhan Yesus menghendaki kita untuk hidup dalam kasih Allah. Dalam kasih Allah itu kita dipersatukan untuk saling mengasihi sebagai anggota jemaat Kristus. Kasih Allah tersebut tidak meniadakan perbedaan dalam persekutuan namun dengan kasih itu kita dituntun untuk saling menerima perbedaan. Allah mengasihi kita supaya kita juga mengasihi, ingatlah kebencian tidak akan membawa kebahagiaan sebaliknya kebencian, iri hati, perselisihan akan membawa kekacauan. Lalu, apakah yang dapat diharapkan dari kondisi yang kacau? Maka, marilah kita selalu mengingat bahwa kita dipersatukan di atas dasar yang benar yakni Kristus supaya kita hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam kita. Amin

Leave a Reply